Untuk mendapatkan gambaran bagaimanakah wujud bintang-bintang itu, kita amati bintang yang ada di dalam sistem tatasurya kita yaitu matahari. Wujud bintang yang lain tidak jauh berbeda dengan matahari. Perbedaannya terdapat dalam hal suhu, warna, ukuran, massa, dan komposisi gasnya.
Gambar 2. Matahari merupakan sebuah Bintang
Matahari kita merupakan dapur raksasa tempat proses ledakan nuklir yang sangat dahsyat. Pada pusat matahari terjadi ledakan inti hydrogen menjadi helium. Dari proses itu lahirlah panas yang tinggi, di pusat matahari suhunya sekitar 35 juta derajat celcius. Panas itu merambat dari bagian dalam ke bagian luar bola matahari. Di permukaannya tercatat suhu sekitar 6.000 derajat celcius. Panas inilah yang dipancarkan ke ruang angkasa hingga mencapai permukaan bumi setelah menempuh jarak 149,6 juta km.
Gambar 3. Susunan Matahari
Bola matahari berjari-jari 1.380.000 km. bagian luarnya yang tampak menyerupai piringan berwarna emas, dinamakan fotosfer (photosphere). Bagian ini sebenarnya tidaklah selicin yang tampak dari bumi, melainkan terdiri atas gelembung seperti di permukaan air yang sedang mendidih. Sebuah gelembung di permukaan matahari itu bergaris tengah sekitar 1.000 km.
Diatas permukaan fotosfer terdapat lapisan atmosfer matahari yang paling bawah yang materialnya sangat jarang. Lapisan ini dinamakan khromosfer (Chromosphere). Diluarnya terdapat lapisan korona (corona). Pada permukaan fotosfer itu ada kalanya terjadi semburan material matahari ke arah luar yang kemudian jatuh kembali ke permukaan matahari. Itulah yang dinamakan prominences. Ketiga lapisan terakhir itu sering kali tampak jelas pada waktu gerhana matahari total.
Di permukaan matahari juga terdapat fenomena lain yang disebut bintik matahari (sunspots). Bintik matahari adalah bagian permukaan matahari yang suhunya lebih rendah daripada suhu di sekitarnya. Lebih-lebih lagi di tengah antara bintik-bintik itu terdapat begian yang memancar jauh lebih terang. Bagian yang terang dinamakan flare. Material matahari yang disemburkan jauh dari permukaannya, ada juga yang mencapai atmosfer bumi, terutama di daerah kutub. Cahaya itu dikenal sebagai aurora.
Gambar 5. Photosphere
Gambar 6. Chromosphere
Gambar 7. Corona
Matahari merupakan bintang yang berwarna kuning. Bintang lain yang sewarna ialah Capella pada rasi Auriga. Di atas telah dikatakan, bahwa antares berwarna merah. Perbedaan warna itu antara lain disebabkan perbedaan suhu bintang tersebut. Yang kuning bersuhu lebih tinggi daripada yang berwarna merah. Yang lebih panas dari matahari adalah bintang yang berwarna putih seperti bintang Sirius pada rasi Canis Mayor dan Vega pada rasi Lyra. Bintang yang paling panas berwarna kebiru-biruan seperti bintang Spica pada rasi Virgo.
Orang melihat kenyataan bahwa matahari dikelilingi oleh planet-planet yang orbitnya berbentuk hampir mendekati bentuk lingkaran dan lintasannya hampir berimpitan. Arah peredaran semua planet itu sama, yaitu berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, jika kita memandangnya dari Kutub Utara. Ternyata arah revolusi planet-planet itu sama dengan arah rotasi matahari. Lebih dari itu, rotasi sebagian besar planet dan satelit-satelitnya juga berarah sama. Arah seperti itu dinamakan juga arah negatif. Arah gerakan benda langit yang berlawanan dengan arah tersebut dinamakan arah positif, seperti arah peredaran matahari, terbit dari timur, lalu naik, dan terbenam di barat. Demikian juga peredaran harian bintang dan bulan, jika kita mengamati dari bumi.
Melihat kenyataan itu, ahli astronomi dan ahli fisika menggunakan hukum yang berlaku bagi benda yang berputar untuk menganalisis kejadian yang berlaku di alam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tatasurya terbentuk dari material purba yang berputar dengan arah seperti diatas, arah negatif. Sekalipun pada kenyataannya terdapat penyimpangan arah rotasi dari arah yang umum.
Sumber: Buku Pembinaan Guru Pembina OSN Astronomi 2009