Selasa, 27 Juli 2010

Lencana Profil facebook

READ MORE - Lencana Profil facebook

Sabtu, 24 Juli 2010

Fenomena Angkasa (Atmosfer) Matahari

   Fotosfer yang berarti bola cahaya merupakan bagian matahari yang tepat di bawah kromosfer dan di atas zona konveksi. Pada fotosfer dapat teramati granulasi, plages, prominensa, bintik matahari, dan flare.
  1. Granulasi: bulir-bulir dengan diameter 700-1000 km. Bagian antargranulasi yang relatif gelap memiliki temperatur 200-300 K lebih rendah dari pusat granulasi yang terang. Sama halnya dengan buih-buih yang muncul ke permukaan air yang sedang mendidih, granulasi merupakan bukti hantaran energi dari dalam matahari yang berlangsung secara konvektif.
  2. Flages: bagian terang pada piringan matahari jika diamati pada daerah panjang gelombang merah (6563 Å)
  3. Filament: bagian gelap pada piringan matahari jika diamati pada daerah panjang gelombang merah (6563 Å)
  4. Prominensa: filament yang tampak di tepi proyeksi piringan matahari. Diartikan sebagai lontaran api yang membumbung keluar dari permukaan matahari dan hanya dapat tampak dari bumi jika terjadi gerhana di tepi piringan matahari.
  5. Bintik matahari: bintik-bintik yang relatif gelap dibanding dengan rata-rata terang fotosfer. Temperatur pada bintik matahari kira-kira 2000 K lebih rendah dari fotosfer. Kala hidup bintik matahari ini dapat mencapai beberapa bulan. Jumlah bintik matahari bervariasi dengan siklus 11,2 tahun (solar cycle) dan diketahui berkaitan erat dengan tingkat aktifitas matahari. Babcock (1960) memberikan gagasan bahwa terpuntirnya medan magnet matahari akibat rotasi diferensial fotosfer melambatkan gerak ion dan elektron. Akibat dari perlambatan tersebut, energi kinetik berkurang dan menyebabkan turunnya temperatur pada bintik.
  6. Prominensa & Bintik Matahari
  7. Flare: letupan besar yang mendadak terjadi di sekitar daerah bintik matahari. Kala ledakannya berkisar antara 20 menit hingga 3 jam. Letupan ini melontarkan sejumlah besar materi dan energi dari permukaan matahari.
    Flare Matahari
   Daerah dingin di atas fotosfer adalah kromosfer (bola warna). Kromosfer hanya dapat di lihat saat gerhana matahari atau dengan penapis yang hanya melewatkan cahaya merah. Bentuk permukaan kromosfer memiliki pola berduri. Duri-duri panjang itu disebut spikula. Spikula sendiri nerbentuk silinder dengan diameter 700 km dan tinggi hingga 7000 km. Kala hidupnya berkisar 5 hingga 15 menit.
Korona Matahari
   Bagian terluar dari matahari disebut korona (mahkota). Kendati korona memancarkan radiasi dengan terang sepersejuta terangnya kromosfer, temperaturnya ternyata dapat mencapai 2 juta K. Temperatur yang demikian tinggi ini menyebabkan gas di korona merupakan pemancar sinar-X yang kuat.. Dari pengamatan satelit buatan Skylab ternyata ditemukan adanya daerah yang tenang dan dingin yang disebut lubang korona.
READ MORE - Fenomena Angkasa (Atmosfer) Matahari

Jumat, 16 Juli 2010

Tips Observasi

Tips-tips ini semoga berguna bagi para pembaca sekalian.

  • Persiapkan secara matang bila anda akan melakukan pengamatan di daerah yang cukup jauh.
  • Bawalah Star Chart, bila anda memiliki laptop, akan lebih bermanfaat dalam merencanakan, karena dengan software dapat dilakukan simulasi berdasarkan tanggal dan waktu yang akan anda lakukan.
  • Bila anda menggunakan software, alat GPS akan sangat berguna untuk meng-input posisi dan ketinggian ke dalam software sehingga real-time Star Chart akan semakin akurat. Alat GPS ini biasanya di lengkapi kompas elektronik yang akan sangat berguna.
  • Bawalah senter -jangan terlalu terang-. Mata kita membutuhkan sedikitnya 30 menit hingga 1 jam untuk beradaptasi dengan gelap.
  • Tentukan eyepiece yang akan anda bawa. Idealnya paling tidak satu eyepiece dapat digunakan untuk wide-field view (pembesaran kecil) dan dua atau tiga buah untuk pembesaran yang lebih besar.
  • Tripod sebaiknya yang sekokoh mungkin, namun pertimbangkan berat juga. Bila anda menggunakan teleskop kecil (60-80 mm refraktor), photo tripod sudah cukup.
  • Bepergian secara beramai-ramai juga akan menyenangkan, selain membawa rasa aman di daerah yang terpencil. Astronomi akan lebih mengasyikkan bila lebih banyak orang bisa menikmati.
  • Binokular akan sangat berguna untuk menyusuri langit sebelum menggunakan teleskop.
  • Usahakan menggunakan tas yang kedap air untuk membawa peralatan kecil seperti eyepiece, adapter, diagonal, dll.
  • Saat anda sudah cukup familiar dengan proses observasi, mulailah untuk mengamati langit secara sistematis. Mulai dengan "memburu" sebanyak mungkin obyek Messier, planet-planet yang beredar saat malam, dan kemudian obyek-obyek besar yang termasuk dalam New General Catalog (NGC). Di luar itu masih banyak lagi yang bisa anda dapatkan. 
Selamat menikmati observasi anda!!!
READ MORE - Tips Observasi

Kamis, 15 Juli 2010

Penemuan Planet Super Panas



Para astronom menemukan adanya objek terbakar yang disebut "cometary planet" (planet yang seperti komet) dengan menggunakan Teleskop Hubble milik NASA . Planet gas raksasa yang bernama HD209458b itu mengorbit bintang induknya dengan sangat dekat, sehingga atmosfirnya menguap ke angkasa.
Observasi di ambil menggunakan spektografi kosmis hubble (COS) menyajikan tentang angin yang menyapu material atmosfir di planet yang terbakar itu, dan membentuk seperti ekor komet.
"Sejak tahun 2003 para ilmuwan mempunyai teori tentang kehilangan massa yaitu pendorongan balik sehingga membentuk ekor, dan bahkan mereka telah mengkalkulasi seperti apa itu terlihat" ungkap astronom Jeffrey Linsky dari Universitas Colorado di Boulder, pemimpin studi dari COS. "Kami berpikir bahwa kami telah melakukan yang observasi terbaik untuk mendukung teori tersebut. Kami telah mengukur gas yang keluar dalam kecepatan yang spesifik, beberapa juga telah mengarah Bumi. Seperti kebanyakan interprestasi, bahwa kami telah mengukur kecepatan material di sebuah ekor.
Planet itu berjarak 153 tahun cahaya dari Bumi, berat hampir menyerupai jupiter tetapi orbitnya 100 kali lebih dekat terhadap bintang induknya di banding raksasa Jovian (jupiter, saturnus, dan uranus). Planet itu terkunci di sekeliling bintang itu dalam waktu 3.5 hari. Sebagai pembanding, planet tercepat dalam sistem tata surya kita, Merkurius, mengorbit dalam waktu 88 hari. Planet extrasolar adalah salah satu dari penelitian yang sangat dicermati, karena itu adalah pertama kalinya beberapa dunia alien diketahui dapat dilihat melintas di depan bintangnya. Linsky dan timnya menggunakan COS untuk menganalisa atmosfir planet selama masa transisi. selama transisi, para astronom mempelajari struktur dan kandungan penyusun atmosfir planet dengan mensampel cahaya bintang yang lewat melalui atmosfir. Kedipan cahaya bintang dikarenakan perlintasan planet tidak termasuk atmosfir, karena itu sangat kecil, hanya sekitar 1.5 %. Ketika atmosfir di tambahkan maka kedipan akan bertambah 8 % mengindikasikan penggembungan atmosfir.
COS mendeteksi adanya elemen berat karbon dan silikon di atmosfir planet super panas ini, 2,000 derajat fahrenheit panasnya. Pendeteksian ini mengungkap bahwa bintang indung memanaskan seluruh atmosfir, mengangkat elemen yang lebih berat dan membiarkannya meninggalkan planet.
Data COS juga menunjukkan metrial yang meninggalkan planet tidak bergerak dalam kecepatan yang sama. "Kami menemukan gas keluar dalam kecepatan yang tinggi, dengan kecepatan yang hampir mendekati kita dalam 22,000 mil per jam," ungkap Linsky. "Penyemburan gas ini seperti penyapuan gas oleh angin luar angkasa dan membentuk seperti jejak ekor komet."
Spektograf terbaru Hubble mempunyai kemampuan untuk memeriksa kandungan planet dalam gelombang ultraviolet yang tidak dapat di akses oleh telescope di darat. COS membuktikan sebagai instrumen penting untuk memeriksa "jupiter panas" seperti HD209458b.
Instrumen Hubble lainnya, penggambaran spektografi teleskop luar angkasa (STIS), mengobservasi planet ini di tahun 2003. Data STIS menunjukkan keaktifan, penguapan atmosfir dan struktur seperti ekor komet menyanggupi. Tetapi STIS tidak mendapatkan detail spektroskopik yang cukup untuk memperlihatkan ekor, atau pergerakan komponen gas yang menuju Bumi selama masa transisi. Ekornya pertama kali terdeteksi karena kombinasi unik antara sensitifitas ultraviolet yang sangat tinggi dengan resolusi spektral yang bagus yang disediakan oleh COS.
Meskipun planet ekstrem ini terpanggang oleh bintang induknya, dia tidak terhancurkan dengan cepat. "Itu membutuhkan waktu sekitar 1 triliyun tahun untuk menguap bagi planet," ujar Linsky.
Hasilnya di terbitkan pada tanggal 10 Juli dalam terbitan Jurnal Astrofisika.
Teleskop Luar Angkasa Hubble adalah proyek kooperatif internasional antara NASA dan Agensi Luar angkasa Eropa. Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard milik NASA yang menyusun teleskop itu. Institut Sains Teleskop Luar Angkasa (STScl) melakukan operasi sains Hubble. STScl dioperasikan untuk NASA oleh perusahaan Asosiasi Universitas untuk Penelitian Astronomi di Washington D.C.
READ MORE - Penemuan Planet Super Panas